Kuhlthaus

Proses pencarian informasi menurut Kuhlthau (1993) dapat dibagi menjadi 6 tahap yaitu: inisiasi, seleksi, eksplorasi, formulasi, koleksi dan presentasi.

Kuhlthau menguraikan bahwa pola pencarian informasi sifatnya berjenjang, dimulai dari sesuatu yang tidak jelas, sampai pada tahap kejelasan dari informasi yang dicarinya.

Tahap permulaan ditandai dengan kesadaran seseorang akan adanya kebutuhan informasi. Pada tahap inisiasi ini seseorang masih ragu-ragu terhadap inti permasalahannya. Tahap ini muncul pada saat seseorang merasa pengetahuannya masih kurang dari yang dibutuhkannya. Kemudian seseorang akan melakukan pemilihan informasi secara selektif. Tahap ini disebut tahap seleksi. Pada tahap seleksi seseorang akan merasa siap untuk memulai penelusuran. Setelah tahap seleksi, tahap berikutnya adalah tahap eksplorasi atau tahap penjelajahan. Tahap ini sering merupakan tahap yang paling sulit bagi pemakai dan perantara (intermediary) atau petugas lembaga informasi. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan pemakai untuk menyatakan dengan tepat mengenai informasi yang dibutuhkannya. Tahap berikutnya adalah tahap formulasi, pada tahap ini perasaan tidak pasti mulai mengikis, kepercayaan diri mulai meningkat. Pola pikir mereka menjadi lebih jelas dan terpusat pada masalah yang ditekuninya. Setelah tahap ini dilampaui, pemakai akan sampai pada tahap koleksi, pada tahap ini interaksi antara pemakai dan sistem informasi menjadi lebih efektif dan efisien. Mereka akan mengumpulkan informasi yang terfokus pada masalah yang dihadapainya. Tahap terakhir adalah tahap presentasi, yang terjadi pada saat tugas melengkapi penelusuran telah selesai. Suatu perasaan puas atau kecewa  akan muncul pada tahap ini.

ALBERTA INQUIRY

Menurut Arends dalam  Learning to Teach, tujuan dan hasil belajar pembelajaran inkuiri ada empat, yakni untuk memperoleh pengetahuan, pengembangan keterampilan berpikir dan bernalar, metakognisi, sikap positif dan penghargaan untuk pengetahuan yang sementara diperoleh. Dengan kata lain, model inkuiri berkaitan dengan aktivitas  pencarian  pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu sehingga siswa  akan menjadi pemikir kritis dan kreatif yang mampu memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006) bahwa model inkuiri adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan. Sedangkan Borich dan Ong (2006)  menyatakan pembelajaran inkuiri menekankan pada pemerolehan informasi, pengetahuan dan fakta.

Alberta Learning Centre (2004) menerapkan enam fase inkuiri yang meliputi perencanaan (planning), pemerolehan informasi (retrieving), memproses informasi (processing), menciptakan informasi (creating), mengkomunikasikan informasi (sharing), dan mengevaluasi (evaluating).

 

FLIP IT!

uuetdu.png

Focus = Kata kunci dan istilah penelusuran untuk digunakan

Links  = Lokasi sumber informasi

Input = Informasi yang dibutuhkan. (menyortir, menyaring, dan menyimpan informasi yang sudah didapat sehingga menghasilkan informasi yang tepat dan tidak sembarang).

Pay-off = tahap penyelesaian dan memperlihatkan informasi yang sudah kita dapatkan                    (susun informasi yang didapat dan sajikan)

IT (If…Then…) = Evaluasi hasil dan proses

THE BIG6

The Big6 adalah salah satu model Literasi Informasi yang paling banyak digunakan di sekolah-sekolah dan di lembaga pendidikan. The Big6 dikembangkan oleh 2 orang professor di bidang ilmu informasi dari Universitas Syracusse. Mereka juga sudah berpengalaman dalam mengajar di sekolah-sekolah di Amerika selama puluhan tahun. Dari penelitian dan pengamatan mereka selama puluhan tahun itulah maka lahirlah sebuah rumusan yang agak berbeda dengan beberapa model Literasi Informasi yang sudah dibuat sebelumnya seperti model Kulthau dan Strippling.

Keunikan dari model the Big6 ini antara lain adalah karena model ini di klaim oleh pembuatnya sebagai sebuah model “problem solving” dalam menyelesaikan masalah informasi. Hal ini berbeda dengan beberapa model lainnya yang memang sudah diarahkan secara khusus untuk menyelesaikan masalah dalam penulisan.

Karena itu, maka model ini sifatnya lebih fleksibel dari model-model literasi informasi lainnya, karena model ini bisa diterapkan pada hampir semua masalah manusia yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang menggunakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusannya. Misalnya : memutuskan apakah saya harus membeli buku A atau B? Apakah saya harus bekerja sambil sekolah? Apa yang akan saya bawa sebagai hadiah ulang tahun temanku Robi? Apakah topik esai yang akan aku pilih? dan sebagainya.

The Big6 seperti namanya, memiliki 6 buah langkah efektif yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah, “step by step”. Setiap langkah diperjelas dengan 2 subdivisi.Keenam langkah tersebut adalah:

Step 1

Task Definition/Mendefinisikan masalah.

Dalam tahap ini, kita diajak untuk memulai perjalanan untuk memecahkan masalah kita dengan mendefinisikan masalah secara menyeluruh. Step pertama ini terdiri dari 2 subdivisi sbb:

    1. Definisikan permasalahannya. Dalam penulisan, maka tahap ini adalah penentuan topik dan menjelaskan pertanyaan riset (Research Question). Cara yang digunakan untuk mendapatkan topic, misalnya dengan cara : brainstorming menggunakan 5W-1H, free writing, dsb.

    2. Mengidentifikasi kebutuhan informasi. Disini kita berusaha membatasi kebutuhan informasi pada apa yang menjadi persoalan saja. Kita bisa mendaftarkan semua “keyword” yang berhubungan dengan topic yang kita pilih. Misalnya dengan menggunakan “mind mapping”.

Step 2

Information Seeking Strategies/ Strategi pencarian informasi.

Dalam tahap ini, setelah kita membatasi informasi apa yang akan kita cari, maka kitapun dapat membatasi perencanaan terhadap sumber-sumber informasi yang kita cari. Minimal yang menjadi criteria penyeleksian sumber, adalah : otritatif, kebaruan, dan akurasi. Subdivisi dari tahap 2 ini adalah:

  1. Melakukan brainstorm terhadap semua sumber informasi pendukung yang mungkin untuk digunakan. Untuk itu, maka siswa haruslah diajar untuk memiliki wawasan yang luas terhadap berbagai sumber informasi, baik yang tersedia di perpustakaan, ataupun sumber-sumber yang bersifat primer seperti wawancara langsung kepada narasumber, pengambilan foto, pencatatan data dengan observasi. Dsb.

  2. Memilih sumber-sumber yang terbaik. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan 3 kriteria pemilihan sumber diatas, yaitu: otoritatif, kebaruan dan akurasi. Tentunya, semua itu juga disesuaikan oleh lama waktu pengerjaan, dan ketersediaan sumber informasi.

Step 3

Location and Access/ Lokasi dan akses

Tahap ini merupakan tahap dimana siswa harus memiliki kemampuan untuk menggunakan indeks. Hampir semua informasi yang tersedia didunia ini tersusun dalam indeks, agar memungkinkan untuk ditemukan kembali dengan cepat. Buku-buku teks biasanya memiliki indeks dibagian belakang halamannya. Ensiklopedia, baik umum maupun khusus juga memiliki indeks yang biasanya merupakan volume terakhir dari jajaran semua volumnya.Perpustakaan juga memiliki indeks berupa OPAC (Online Public Access Catalog), begitupun internet dengan search engine-nya.

Dengan kemampuan menggunakan indeks ini, maka pencarian informasi yang tersimpan dalam berbagai sumber informasi dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Adapun subdivisi dari step ini adalah:

  1. Mencari sumber-sumber informasi. Disini kemampuan siswa dalam mengenali lokasi sumber-sumber informasi sangat dibutuhkan. Misalnya kemampuan mencari buku yang sesuai dengan menggunakan OPAC dan menggunakan “Boolean” untuk mempersempit, memperluas pencarian melalui indeks elektronik seperti OPAC dan search engine atau meta search engine yang ada.

  2. Mencari informasi dalam sumber. Disini kita dihadapkan pada persoalan untuk mengenali informasi yang kita butuhkan. Ingat, tidak semua informasi yang kita dapatkan dari berbagai sumber itu dibutuhkan. Karena itu maka kita harus mencari sumber-sumber, serta informasi yang relevan dengan kebutuhan kita.

Step 4

Use of Information/Menggunakan informasi yang sudah tersedia

Dalam tahap ini kita dihadapkan pada masalah pemilihan cara yang efektif untuk menyaring dan memeras informasi yang banyak jumlahnya tersebut menjadi informasi yang terseleksi dan siap dipakai dalam berbagai permasalahan kita. JIka kasusnya adalah menulis, maka pada tahap keempat ini kita dihadapkan pada tahap dimana semua informasi sudah berada ditangan kita, dan kita harus menyeleksi informasi ditangan kita tersebut. Subdivisi dari tahap ke empat ini adalah sebabagai berikut:

  1. Engage/ menangani informasi yang tersimpan, dengan cara membaca, mendengarkan, mewawancarai, mengamati dan mengobservasi informasi tersebut. Disini siswa bisa diajarkan beberapa keahlian, seperti note taking dengan menggunakan tehnik seperti cornell, mindmapping, dsb. Juga beberapa tehnik untuk membaca, seperti tehnik afiksasi membaca cepat, atau SQ3R (Survei, Questioning, Reading, Recite, Review).

  2. Menyarikan informasi yang ada. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan: kutipan, atau paraphrase dan membuat summary. Dengan menggunakan berbagai cara ini maka kita dapat mengambil dan mengidentifikasi bagian-bagian yang benar-benar penting dan relevan dengan permasalahan kita.

Step 5

Synthesis/Sintesa

Dalam step ini, kita melakukan penggabungan berbagai informasi yang telah kita dapatkan dan masih tersebar secara konsep. Subdivisinya adalah:

  1. Organise/mengorganisasikan berbagai sumber yang terpisah-pisah menjadi satu bentuk produk/hasil yang sitematis. Untuk itu dalam tahap ini beberapa keahlian harus diajarkan kepada siswa, seperti misalnya menulis, membuat “outline” karangan, dan berbagai tips untuk membuat kalimat yang efektif, atau menggunakan ilustrasi dan sebagainya.

  2. Presentasi, yaitu menunjukkan, menyebarkan informasi yang tersimpan dalam produk kita kepada orang lain. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung konteksnya. Misalnya presentasi powerpoint, data statistic, table, perbandingan, cerita, narasi, bentuk-bentuk sastra seperti puisi, cerpen dab. Untuk subdivisi ini siswa membutuhkan keahlianpenggunaan software pembantu dalam membuat presentasi, seperti powerpoin, flash, movie maker dsb.

Step 6

Evaluasi

Dalam tahapan ini, yang diharapkan adalah bagaimana siswa dapat memberikan penilaian terhadap hasil dan proses yang sudah berhasil dilaluinya. Adapun subdivisi dalam tahapan evaluasi ini adalah meliputi:

  1. Evaluasi produk, yaitu evaluasi mengenai bentuk hasil/produk dari kegiat an riset yang kita lakukan. Misalnya dengan memperhatikan beberapa pertanyaan seperti: Apakah tulisan kita sudah dapat menjawab pertannyaan di dalam introduction? Apakah pernyataan-pernyataan dan argumentasi kita sudah cukup didukung oleh fakta yang tersimpan dalam berbagai sumber. Apakah sudah cukup grafik, tabel yang kita harus pakai untuk mendukung pendapat kita.

  2. Evaluasi proses, yaitu evaluasi yang lebih mengarah pada: cara dan proses pembuatan tulisan tersebut. Beberapa pertanyaan yang bisa membantu dalam evaluasi proses adalah: Kesulitan apa yang harus dihadapi saat mengerjakan tugas ini? Langkah yang mana yang paling sulit untuk dikerjakan? Apa yang harus saya ubah dalam mengerjakan proses yang sama seperti ini di waktu yang akan datang?

Sumber :

http://dbaskoro.blogspot.co.id/2009/03/literasi-informasi-5-literasi-informasi.html

https://funnymustikasari.wordpress.com/2010/07/26/perilaku-pencarian-informasi/#comment-3098

http://ahmadsmada15.blogspot.co.id/2015/04/inquiry-learning.html

http://slideplayer.info/slide/2684725/